Universitas Sahid Jakarta menggelar seminar bertajuk “Digital Well-Being untuk Mengatasi FOMO”, Senin, 13 Januari 2025, di Lobby Universitas Sahid, dan dimeriahkan dengan Bazar menarik. Seminar dilaksanakan pada pukul 09.00 – 12.00 hingga selesai. Seminar ini menghadirkan dua narasumber ahli, yaitu Dr. Geofakta Razali, S.I.Kom., M.I.Kom., C.Ht., dan Defira NC, Program Manager ICT Watch, yang memberikan wawasan komprehensif tentang cara menjaga kesehatan digital di era media sosial.
Seminar ini membahas fenomena Fear of Missing Out (FOMO), yaitu rasa cemas karena merasa tertinggal dari kesenangan atau peluang yang dilihat di media sosial. FOMO sering kali dipicu oleh screen time berlebihan yang berdampak pada stres, gangguan tidur, menurunnya produktivitas, dan kualitas hubungan sosial.
Dr. Geo menyoroti bagaimana FOMO dapat memperburuk kesehatan mental dan memberikan solusi melalui teknik self-communication. Ia menjelaskan bahwa percakapan positif dengan diri sendiri, seperti afirmasi “Saya cukup”atau “Hidup saya punya jalannya sendiri”, dapat membantu mengurangi kecemasan akibat tekanan sosial.
Defira menambahkan strategi praktis untuk mengelola waktu layar dan notifikasi. Ia menekankan pentingnya “berhenti sejenak” (pause) dengan memanfaatkan fitur teknologi seperti:
1. Mode Fokus dan Jangan Ganggu
2. Pengaturan Waktu Tidur
3. Pengelolaan Durasi Aplikasi
Menurut Defira, “FOMO sering muncul karena kita membandingkan hidup kita dengan versi ideal yang ditampilkan di media sosial. Dengan membatasi screen time dan mengelola notifikasi, kita bisa lebih fokus pada kehidupan nyata.”
Selain sesi seminar, peserta juga disuguhi pengalaman unik melalui bazar kuliner dan merchandise menarik, yang menjadi daya tarik tersendiri:
Kuliner:
- Martabak Korea dengan isian spesial.
- Es Cendol Dawet yang menyegarkan.
- Peroti Rotian, roti dengan berbagai topping favorit.
Merchandise:
Gantungan kunci lucu-lucu yang menjadi favorit peserta, tersedia dalam berbagai bentuk dan warna.
Bazar ini tidak hanya memberikan suasana santai, tetapi juga mendukung tema acara dengan mempromosikan interaksi sosial di dunia nyata.
Acara ini menekankan bahwa menjaga kesehatan digital bukan hanya tentang mengurangi waktu layar, tetapi juga membangun hubungan sehat dengan teknologi. “Digital well-being adalah kunci untuk menghadapi era yang serba cepat ini tanpa kehilangan kendali atas hidup kita,” ujar Dr. Geo di akhir seminar.
Seminar ini didukung oleh ICT Watch dan komunitas mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Diharapkan, generasi muda lebih sadar akan pentingnya kesehatan digital untuk menghindari dampak negatif FOMO di era digital.